Moola, Maulana Ibrahim Desai, Syeikh Yusuf Benori, Abuya Sayyid Muhammad Alawi Maliki al-Makki
dan seluruh angkatan Ulama Khandahlawi (India), angkatan Ulama Afrika selatan dan sebahagian angkatan
Ulama Deobandi, Habib Umar bin Hafiz, Habib Munzir, Habib Ali Jufri dan seluruh angkatan Ulama
Ba'Alawi (Hadhramaut-Yaman), (sebahagian besar alim ulama' di Sudan) begitu juga Syeikh Nuruddin Al-
Banjari (hafizohumullahu ta'ala jami'an) dan angkatan beberapa pondok dan madrasah di Malaysia...
Tolong jangan samakan POLITIK YAHUDI dengan POLITIK NABI... mengaji dulu apa beza kedua-duanya....
ulama2 di atas menolak politik yahudi kerana mereka ingin umat bersatu kembali atas nama Mahabbah
Rasulullah, Mahabbah Sunnah dan Mahabbah Ummat Rasulillah.....
Kita hadapi pemimpin zalim seperti umno (contohnya), para sahabat juga pernah hadapi pemimpin zalim
seperti Hajjaj bin Yusuf, tapi apa tindakan kita berhadapan dengan umno, dan apa tindakan para sahabat
berhadapan dgn hajjaj... dan antara kedua2 tareqah (jalan) penyelesaian ini, yang mana satu lebih disukai,
diredhai dan mengikut piawaian yang ditetapkan Allah dan Rasul..
mari kita mengikut jejak Nabi dan sahabat Nabi saw...
Sollu 'alan Nabiyy.....
amaran: kepada yang taksub dengan politik, jangan parking sini sebab perintah-perintah Nabi saw ini bakal
meremukkan hati kalian lalu jika kalian bangkang sekaligus membangkang Rasulullah SAW........
sila baca dengan nada tenang dan bukan nada provokasi.....
- dalil qat'ie yang 100% diambil dari hadis sahih-
Sabda Rasulullah saw : “Barangsiapa yg ditindas oleh penguasanya maka
hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yg keluar dari perintah sultan (penguasa) sejengkal saja maka ia
mati dalam kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari-Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa yg melihat kesalahan pada penguasanya yg tidak disukainya maka hendaknya ia bersabar, sungguh barangsiapa yg memisahkan diri dari kelompoknya lalu ia wafat maka ia wafat dengan kematian jahiliyah” (Shahih Bukhari-Bab Fitnah)
berkata Zubair bin Adiy r.a :
"kami mendatangi Anas bin Malik mengadukan kekejian Hajjaj dan kejahatannya pada kami, maka berkata Anas ra : “Bersabarlah kalian, karena tiadalah datang masa kecuali yg sesudahnya akan lebih buruk, sampai kalian akan menemui Tuhan kalian, ku dengar ini dari Nabi kalian (Muhammad saw)” (Shahih Bukhari-Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa yg mengangkat senjata diantara kita
(memerangi sesama islam) maka bukan dari golongan kita” (Shahih-Bukhari Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw :
“Janganlah kalian kembali pada kekufuran setelah aku wafat dengan saling bunuh(bergaduh) satu sama lain” (Shahih Bukhari Bab Fitnah)
Sabda Rasulullah saw :
“Barangsiapa yg melihat pada penguasanya sesuatu yg tak ia sukai dari kemungkaran hendaknya ia bersabar, sungguh tiadalah seseorang memisahkan diri dari jamaah muslimin lalu ia wafat maka ia wafat dengan kematian jahilyah” (Shahih Bukhari Bab Ahkam)
Sabda Rasulullah saw :
“dengar dan patuhlah bagi seorang muslim selama ia tak diperintah berbuat maksiat, bila ia diperintah berbuat maksiat maka tak perlu dengar dan patuh” (Shahih Bukhari Bab Ahkam)
Kesimpulannya adalah Rasulullah saw dan kesemua para Imam dan Muhaddits Ahlussunnah wal Jamaah tidak satupun menyerukan pemberontakan dan perpecahan umat mengikut parti, selama pemimpin mereka muslim maka jika diperintah maksiat mereka tidak perlu taat, bila diperintah selain dosa maka mereka taati.. bagi ulama yang memperjuangkan parti seperti ulama PAS,i tu satu ijtihad mereka dan kita tidak salah kan mereka bahkan kita menghormati mereka dan semangat mereka ingin perjuangkan islam, jadi dalam soal ni, kita kena berlapang dada, pejuang politik tak boleh sama sekali mencela ahli sunnah wal jamaah yang tidak ikut perjuangkan politik tapi lebih perjuangkan sunnah2 nabi dan kesatuan ummah atas nama islam kerana mereka ada dalil yang kuat dari lidah nabi sendiri...
Manakala pejuang sunnah pula tidak layak mencela ijtihad pejuang parti kerana ijtihad dibenarkan dalam Islam walaupun semua dalil mereka zhon(diragukan) dan tiada tsabit secara qat'ie sampai kepada Rasulullah saw kerana tidak ada hadis yang bersetuju dengan sistem demokrasi dan politik kepartian...
Untuk melihat hadis-hadis Nabi berkenaan penolakan Rasulullah saw terhadap sistem demokrasi dan juga sistem "undilah saya", sila rujuk kitab Muntakhab Ahadith bab ikramul muslimin tulisan Syeikhul Hadis Maulana Muhammad Yusuf Khandahlawi dan juga kitab Hayatus Sohabah ditulis pengarang yang sama (turut bersama Maulana Yusuf menyusun kitab Hayatus Sahabah ialah ash-Syahid alHabib Muhammad bin Hafidz rahimahullah bapa kepada Habib Umar), serta sedikit di dalam kitab Futuhussyam tulisan Imam al-Waqidi.
Perjuangan parti islam ialah ijtihad yang kita hormati kerana bagi mereka ia satu jenis darurat untuk melawan kerajaan zalim, dan kita juga mengundi untuk tunaikan tanggungjawab sebagai rakyat dari negara demokrasi, tapi kami tidak iktikad ia sebagai sebuah perjuangan sebenar....
Kami (para ahlus sunnah) lebih kepada mentarbiyyah umat berkenaan akidah yang sahih, feqah yang sahih, dan tasawuf yang sahih, menumpukan perintah Allah yang besar seperti solat, puasa, zakat, haji, adab, akhlak seperti yang ditarbiyyah Rasulullah... kerana tak masuk neraka kalau tak mengundi dan ikut perjuangan parti, tapi konfem masuk neraka orang yang tak solat,puasa dan lain-lain....
jadi perkara yang lebih penting ditumpukan....
jika kami dapat berlapang dada dan menghormati perjuangan parti.. maka pejuang parti janganlah mencela kami......
note: Nabi saw menjawab dan daku tunduk akur pada kekasih agung ku....
jangan menyokong dan jangan menentang..... itu
AKHLAK Nabi saw......"
secara peribadi juga merupakan
pendirian dan prinsip ku alfaqir..